Suatu Sore di Taman Budaya Sumatera Utara
Ini
pertama kalinya saya melihat lebih dekat taman budaya kota medan yang hampir
tiap hari saya lewati. Meskipun arsitektur tempat ini sangat menarik minat
saya, namun jujur saja saya agak minder untuk datang dan kelayapan di dalamnya.
Di dalam benak saya, taman budaya ini tempatnya para seniman, budayawan dan sastrawan berkumpul. Nah lho, saya bukan ketiganya dan saya pasti bingung jika ada yang nanya untuk apa saya datang ke tempat ini.
Namun ternyata espektasi saya terlalu muluk dan mengada-ada, Taman budaya ini jauh lebih ramah dibanding apa yang saya bayangkan. Ibarat seorang manusia, Taman Budaya ini seolah sudah memperoleh manis dan pahitnya kehidupan. Ia tidak serta merta memiliki nama besar dan pongah akibat dielu-elukan, tapi dia mengayomi dan memberi rasa nyaman.
Meng-candid kelompok tari yang sedang latihan :D |
Di
bagian belakang terdapat aula pameran, ruang tari dan ruang music. Kebetulan
pada saat saya datang, tidak hanya orang dewasa yang tengah latihan music,
namun juga anak-anak. Kok rasanya seneng ya, melihat anak-anak kecil begitu
berbakat memainkan alat music modern dan tradisonal.
Ruang
pameran besar yang biasanya diperuntukkan bagi pementasan-pementasan besar
kebetulan sedang tutup karena tidak ada jadwal pementasan besar hari itu, namun
di open stage dan sekertarian komunitas terdapat kelompok-kelompok kecil yang
tengah berdiskusi santai.
Atas (sepatu paling unik dan kreatif sekota Medan :D) Bawah (Buah Asam yang ternyata enak juga diemut-emut) |
Ternyata
tempat ini tidak sekaku yang saya bayangkan, bahkan di dekat open stage ada
pohon asam jawa dan blueberry yang sempat saya cicipi. Tempat ini sangat cocok untuk
menghilangkan penat dan juga menggali ide. Ditambah lagi, di tempat ini banyak
berkumpul anak-anak muda dengan ide-ide brilian mereka. Mengapa kita tidak
menjadi salah satunya?? Ayo berkumpul, berkenalan dan berbagi ide untuk
perubahan. Salam perubahan…
Comments
Post a Comment