Posts

Showing posts from 2016

Eco Kids Playground

Image
I have found the best way to give advice to your children is to find out what they want and then advise them to do it Harry S Truman Sejak beberapa bulan terakhir ini, saya jadi memiliki lebih banyak waktu bersama anak-anak. Saya bergabung dalam sebuah lembaga yang bergiat untuk kepentingan dan kesejahteraan anak. Saya bukanlah orang yang mudah bergaul dan mudah akrab dengan orang lain, namun dengan anak-anak? situasinya akan sangat berbeda. Jadi kepingin ikutan main, serunya zaman anak-anak :D Anak-anak memiliki cara mereka sendiri untuk menarik perhatian kita. Mereka polos, lincah, serba ingin tahu dan sangat atraktif. Meskipun beberapa anak yang saya temui ada juga yang pemalu dan menyendiri, namun hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi kita untuk mengenal kepribadian mereka.  Beberapa bulan ini menjadi moment yang sangat berharga untuk saya, moment dimana saya mulai mengenal dunia anak. Masa dimana tidak ada kebohongan, mereka menyuarakan apa yang mereka i

Kendalikan Luapan Banjir dengan Sumur Resapan

Image
Belakangan ini saya memang lagi seneng-senengnya blog walking ke berbagai blog tetangga. Saya itu mulai suka belajar menulis dari blogger-blogger yang udah lebih lama aral melintang di dunia perbloggan (heleh bahasanya…) Nah, berawal dari blog walking , saya biasanya menemukan ide-ide baru dan terkadang juga jadi dapat informasi lomba yang memang diperuntukkan bagi penulis blog. Salah satunya yang diadakan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Ini ilustrasi dari ilmuternak.weebly.com (saya paling nggak bisa menggambar) Saat membaca dan mencoba memahami lomba yang berkaitan dengan pengembangan infrastruktur daerah ini, saya sontak langsung bersorak-sorai (tapi dalam hati aja, nggak mungkin juga tereak-tereak tiba-tiba, bisa dianggap gila sama seisi rumah). Saya girang bukan tanpa alasan, saya girang karena merasa bahwa saya akhirnya memiliki wadah untuk curhat dan membagi keresahan terkait daerah tempat saya bermukim saat ini. Saat ini saya bermukin d

Korean Style Dinner ala Daebak Restaurant

Image
Akhirnya berhasil juga nyobain makan ala-ala drama korea, bolehlah buat pengalaman sebelum terbang ke negeri asalnya sana (ea... ngarep ada yang mau ngendorse.. hahahaha..) Side dish yang dihidangkan lumayan beragam, meski porsinya nggak banyak... Awalnya, saya sama dua orang temen yang lain pengennya makan di Zing Do, tapi karena human error diantara kami, di daebaklah kami akhirnya terdampar. Di daebak ini, harga per menunya lumayan tinggi, mungkin karena bahan-bahan yang digunakan kualitas premiun ya. Kita aja awalnya agak bingung gitu mau pesen apa, maklum lah ya, anak kost-kostan tapi doyan kulineran yang nggak biasa. halah.... Galbi oh galbi.... saya kembali lapar... Akhinya kita putuskan untuk pilih galbi set aja dan kita milih buat grill sendiri biar lebih mirip kayak yang drama gitu... :D Nah, ada yang bikin saya surprise dan agak katro alias ndeso, saya pangling saat pelayannya nganterin makan-makan dalam porsi kecil gitu. Saya bisik ke temen di sebel

Pokemon Go, Nostalgia Dibalik Euforia Digital

Image
Para penggemar anime dan game, nggak mungkin nggak kenal dengan tokoh monster imut warna kuning yang dikenal dengan nama pikachu. Tentu saja, saya juga sudah sangat familiar dengan si kuning menggemaskan yang berasal dari serial anime pokemon ini. Meskipun masa-masa kejayaan pokemon sudah berlalu sejak bertahun-tahun yang lalu, namun penikmatnya pasti belum sepenuhnya lupa.  Itu sebabnya, saya tidak terlalu heran saat beberapa hari yang lalu, media mulai gencar memberitakan tentang Pokemon Go, salah satu aplikasi game dengan efek augmented reallity yang dapat dimainkan dengan menggunakan aplikasi android. Hebohnya pemberitaan baik di media sosial, online maupun cetak membuat saya ikutan latah untuk mengikuti perkembangan berita yang di bagikan oleh kawan-kawan media. Dari banyaknya artikel yang beredar, sebagian besar menyarankan orang tua untuk mengawasi anak-anak yang bermain pokemon go ini, agar anak-anak tidak kecanduan dan melupakan realita. Tapi kalau menurut saya, P

Solusi Tepat untuk yang Doyan Bikin Kue Lebaran

Image
Menjelang akhir bulan ramadhan seperti ini, saya mulai direpotkan dengan agenda bikin kue. Tahun lalu saya belum punya aktifitas rutin di luar rumah, jadi bisa full ngebantuin ibu yang memang udah langganan jual kue kering lebaran untuk tetangga sekitaran tempat tinggal kami. kue jualannya emak saya (skippy, panda sunkis dan coklat kurma) Nah sekarang beda lagi ceritanya, saya sudah punya kesibukan sendiri dan cuma ada waktu di malam hari. Agenda bikin kue perlu dijadwalkan dengan baik supaya semua kue pesanan bisa kelar tepat waktu. Selain mengagendakan jadwal, peralatan yang digunakan juga musti dalam kondisi prima. Bayangin aja, pemakaian dalam durasi yang panjang kan bisa bikin mixer terbakar dan kalau sudah begitu bakalan banyak waktu yang terbuang sia-sia. Dan mixer terbakar itu benar-benar kejadian pada saya beberapa hari yang lalu. Ceritanya kan saya sedang mengaduk bahan-bahan untuk membuat kue gabus (sebelumnya mixer sudah digunakan untuk pengadukan bahan kastang

SERING NONTON, Nonton Film ala Komunitas Film Medan

Saya sebenar-benarnya punya dua hobi yang mendarah daging dan sering kali mengganggu aktivitas harian saya. Kenapa? Karena jika sudah dimulai, maka saya akan susah berhenti. Pertama, tentu saja kebiasaan baca buku terutama novel fiksi dan komik. Sedangkan yang kedua adalah nonton film. Nah untuk urusan nonton ini, saya nggak pilih-pilih kecuali horror dan thriller seperti saw dan human centripede *euw..* Untuk hobi kedua ini biasanya saya akan minta donlotan dari teman dan ngumpul-ngumpul sama komunitas film. Kenapa? Karena kalau tiap minggu nongkrong di 21, bisa-bisa belum tengah bulan dompet udah jebol aja. Ngumpul sama komunitas film punya banyak keuntungan Salah satunya saya bisa nonton film-film bagus secara gratis, sering pula film-film yang mereka miliki adalah film-film kelas festival dan pemenang award di beberapa Negara. Selain itu, kawan-kawan di komunitas film ini nggak pelit berbagi ilmu. Saya aja yang awalnya cuma suka nonton film, sekarang mulai tertarik untuk b

6 Restoran Korea Paling Populer di Medan

Image
Sebenarnya saya sudah lama kepingin posting tentang makanan korea, tapi selalu nggak jadi. Alasannya macem-macem, mulai dari males sampai menumpuknya pekerjaan. Sebenernya saya juga bukan maniak makanan korea sih, maniak dramanya sih iya, hehehee.... Ada 6 restoran korea yang saya tau masih eksis di medan, tapi nggak semua pernah saya kunjungi karena nggak semuanya halal. Nah buat pembaca yang pengen nyobain sensasi makan Bibimbap, Kimchi dan Toppokki, silahkan lanjut baca aja ya.... 1. Zing Do (Halal) Kalau menurut saya, Zing Do ini restoran korea paling terkenal di Medan. Kenapa? Mungkin karena harganya relatif terjangkau dan halal. Saya sudah beberapa kali berniat mampir ke resto satu ini, tapi karena letaknya agak sulit saya jangkau, jadi males kalau sendirian.  Makanan yang paling direkomendasiin sama temen-temen blogger adalah BAP Chicken Bulgogi, kata yang review sih enak banget dan pedesnya nendang. Trus saya pernah liat foto tampilan Bibimbap yang direview temen,

Narasi Rangga

Perjalanan selalu membawa saya pada sebuah tanda tanya. Tentang sesuatu yang tidak dapat diungkapkan dengan rangkaian kata-katadan sebuah pertanyaan "Apakah dunia sedemikian kecilnya, dan raga sedemikian hina, hingga segala tempat enggan menerima?" Namun saya mencoba untuk terus melangkah, bahkan saat keempat penjuru mata angin mengkhianati saya. Karena hidup saya, tidak lebih dari potongan sakit hati dan kekecewaan. Dan saya harus tetap kuat, hingga saya bercengkrama sekali lagi dengan kebenaran. -Rangga versi saya 'Bukan Ada Apa Dengan Cinta'-

'Bukan' Ada Apa Dengan Cinta

Penggalan cerita dan percakapan yang saya tulis ini bukanlah naskah sekuel AADC 2. Penggalan cerita dan percakapan di bawah ini terlahir karena saya terlalu mencintai sosok Rangga. Anggap saja cerita ini hanya sebuah upaya saya untuk memaafkan Rangga yang saya anggap telah mengecewakan saya di sekuelnya AADC. -Saya-  Dalam bayangan saya, Rangga setelah empat belas tahun adalah sosok pria yang hidup dengan menjadi kolumnis pada surat kabar-surat kabar Indonesia. Pandangannya dan tulisanya masih sangat kritis. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan tidak pernah menetap di satu tempat dalam waktu yang lama. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke indonesia. Pertemuan cinta dan Rangga diawali oleh rasa penasaran Cinta pada salah satu tulisan Rangga yang dimuat di media cetak. Lantas Cinta mencari tahu dan menyadari bahwa Rangga adalah penulisnya dan saat itu Rangga tengah berada di Indonesia. Cinta mencoba mengirim email dan memulai komunikasi, hal-hal seder