LEWAT TENGAH MALAM
Biarlah semuanya lenyap sekejap seperti senja yang ditelan malam, pun malam yang akhirnya diusir pagi. Lewat tengah malam, menjelang pagi. Tersentak bangun dan mendapati bahwa kau tidak sedang tidur disebelah ku. Sendiri, berkawan makhluk mencicit yang berkeliaran di lorong menuju toilet. Aku sadar, aku kesepian. Aku kembali merebah. Menempelkan kepala pada bantal coklat yang biasanya kita perebutkan. Lalu saat kau mengambilkan segelas air putih, bantal itu sudah menempel erat dikepalaku. Kau hanya bisa tertawa, mengusap-usap puncak kepala lalu mengecup kening. Dan besoknya, saat mataku merekah. Kau sudah melingkar di sebelah ku. Tertidur seperti kucing malas yang dipenuhi tahi mata dan rambut yang seperti kawat berkarat. Aku merapatkan selimut. Akhir bulan maret yang sangat lembab. Hampir setiap malam, lampu padam dan hujan membasahi genting-genting rumah. Terkadang bunyi tetesannya sangat nyaring, membangunkan pemimpi yang kelelahan memburuh di pabrik kapitalis. Dib