We can call him everything
Beberapa bulan yang lalu, ada kucingku yang minggat tanpa alasan. Jadi ceritanya, dia pergi main tapi nggak pulang-pulang. Awalnya cuma nggak pulang dua hari, terus seminggu, eh tau-tau nya uudah nggak balik-balik lagi. Udah dicariin ke-mana-mana tapi nggak ketemu. Yah, mau gimana lagi, meskipun sedih kita ya pasrah aja lah.
Nah,
Sebulan setelah itu, kita kedatangan tamu tak diundang, kucing kecil masih bayi
umur sebulanan gitu. Aku enggak tau cerita pastinya sih, karena lagi di kos.
Kata si emak, itu kucing kecebut got yang ada di depan rumah. Terus di bersihin
sama dek ku si Azmi.
Awalnya
itu kucing kita taruh di teras rumah karena si bapak enggak gitu suka sama
kucing. Tapi pas malam, malah si bapak yang nyuruh itu kucing di masukkin ke
dalam rumah. Nah setelah itu, malah si kecil cebol itu malah manjanya nggak
ketulungan sama si bapak.
Yang
jadi permasalah, ini anak kucing kan belum dikasi nama. Dan seisi rumah pengen
menyumbangkan nama. Jadilah si cebol ini punya nama beda-beda. Kalau si mamak
manggilnya Dolpin, diambil dari kata adopsi, alesannya karena tu kucing
diadopsi sama keluarga kami. Kalau si Bapak manggilnya Atim, diambil dari kata
Yatim, katanya sih karena emak si kucing enggak tau keberadaan. Kalau si Azmi
manggilnya cebol alias boncel karena kaki si kucing pendek-pendek sedangkan
perutnya gendut, jadi kalau jalan suka keliatan lucu. Kalau aku manggil
‘ganteng’.
Eh
tapi setelah diperhatikan, si ganteng ini punya ciri khas di tubuhnya. Ekornya
nya panjang lurus gitu, tapi di ujungnya bengkok dan jadi keliatan seperti
kilat. Di punggung badannya juga, bulunya membentuk pola seperti kilat gitu.
Setelah menyadari itu, aku kepikiran untuk ganti namanya jadi lightning alias
sambaran kilat. Lagi pula si kecil ini kalau udah lari, kencengnya udah mirip
petir. Halah…
Nah
lho, beneran kan, si kucing kecil bisa dipanggil apa aja. Diantara kamu yang baca
tulisan ini, apa ada yang berminat buat nambahin nama?
Comments
Post a Comment