Tapanuli Utara (2) - Geopark Hutaginjang, Manifestasi Letusan Gunung Toba

 
Pemandangan di alah satu sisi Huta Ginjang yang menampakkan keindahan Kaldera Toba. (Dijepret secara nggak sengaja, tapi kok sukak ya..)
Matahari sudah mencapai puncak saat kami bertolak menuju destinasi wisata berikutnya. Tentu saja masih bagian dari Wisata Tapanuli Utara, kali ini lokasi yang kami datangi cukup populer bahkan untuk wisatawan mancanegara. 

                                                           Saya saat sedang menghadiri Sport Tourism 2018.                                                           Huta Ginjang memang tempat yang cocok buat festival budaya :D
Yap, betul sekali, kami bertolak menuju Geosite Huta Ginjang, geosite terbesar di seluruh dunia. Sebuah situs wisata yang tidak hanya elok dipandang mata namun menyimpan sejarah yang menggidikkan bulu roma. Ya, siapa yang tidak tahu jika Kaldera Toba yang mengelilingi Geosite Huta Ginjang adalah kawasan kawah gunung api yang terjadi karena letusan gunung berapi. Setelah berjuta-juta tahun, maka lava gunung api tersebut mengendap dan dan membentuk dinding kaldera yang lama kelamaan tertutupi perdu dan menjadi dataran yang mengelilingi Danau Toba. Dataran ini lama-kelamaan membentuk destinasi wisata yang kini masyur hingga ke berbagai belahan dunia.


Menarik memang, mengingat sebuah bencana alam yang begitu luar biasa dan menelan berjuta korban jiwa bertransformasi menjadi wujud yang begitu indah di pandang mata. Tidak hanya itu, endapan lava gunung api tersebut juga berevolusi menjadi tanah subur yang menyimpan kekayaan flora dan fauna yang menjadi kebanggaan masyarakat tanah batak. 

Padahalkan si harimau sumatera cakep maksimal gini kan ya..  Kok ada gitu yang tega ngeburu.
Ya, pada hutan-hutan tropis yang menyusun kaldera inilah harimau-harimau sumatra yang telah langka itu bermukim, menyembunyikan diri mereka dari ganasnya tangan-tangan manusia yang tak mampu mengendalikan diri untuk memiliki bulu-bulu mereka yang eksotis. Harus diakui, meskipun perburuan harimau sumatra adalah tindakan illegal, namun masih ada saja tangan-tangan nakal yang luput dari jeratan hukum. 

Selain itu, kaldera yang tidak terlalu padat ditumbuhi semak perdu dan tanaman pinus, dimanfaatkan warga menjadi ladang pertanian dan perkebunan, baik itu padi, kopi, bawang, mangga, andaliman hingga kemenyan. 

Temen-temen blogger, youtuber dan instagramer sedang asik berpose cantik..
Yang lebih menarik dan baru kali ini saya sadari adalah arsitektur rumah adat suku batak yang ternyata tidak menggunakan pasak dan paku.  Rumah-rumah adat tersebut dibuat dengan menggunakan bambu yang menyerupai perahu, hal ini bertujuan agar apabila terjadi tsunami, maka rumah adat tersebut dapat dialihfungsikan menjadi perahu. Sungguh kearifan lokal yang luar biasa dan dapat direflikasi di tempat-tempat lain yang juga rentan terdampak bencana alam.

Masih seru mengabadikan keindahan Huta Ginjang, pada nggak sadar sedang dicandid
Geosite Huta Ginjang sendiri terletak lumayan tinggi dan memudahkan pengunjung untuk mengeksplorasi keindahan kaldera toba yang mengelilingi danau toba. Berupa dataran landai yang luas dan sangat cocok dijadikan tempat berbagai aktivitas dan festival kebudayaan. 

                                                            Foto sebelum ini dan yang ini sama lho lokasinya.                                                           Cuman ya itu, ini pas sedang berkabut. Nggak keliatan apa-apa :D
Jangan takut kelaparan dan kebelet pipis di tempat ini, karena ada sebuah kantin kecil yang nyaman dan menyediakan beragam camilan kering dan mie instan yang dapat mengganjal perut. Beberapa toilet umum juga tersebar di beberapa titik dengan air yang melimpah, meskipun harus saya akui bahwa lantai toilet yang becek agak mengganggu kenyamanan. Tidak hanya itu, kita sebagai pengunjung juga dimanjakan dengan beberapa keran air mineral yang dapat langsung di minum, kita juga bisa isi ulang persediaan air untuk di perjalanan.

Tempat isi ulang air mineral. Dijamin seugerr....
Yah, meski begitu, saya harus akui bahwa Geosite Huta Ginjang ini memang masih sedang berbenah, beberapa panel yang dibangun untuk memamerkan produk wisata dan budaya masih kosong melompong. Selain itu, berwisata ke Huta Ginjang ini kadang kala harus mengandalkan keberuntungan. Seperti daerah wisata puncak pegunungan pada umumnya, keindahan kaldera toba hanya dapat kita nikmati jika kabut tidak muncul. Ya, saya berkunjung 2 kali ke tempat ini dan disuguhi 2 pemandangan yang jauh berbeda. Meski begitu jangan khawatir, karena beda situasi akan menghadirkan 2 pengalaman yang tetap saja menyenangkan untuk dicoba.  

Tapanuli Utara (3) -  Nanas Hutagurgur, Nanas Terbaik di Indonesia

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rumah Kenangan

LEWAT TENGAH MALAM

Napak Tilas Menulis Blog