Cerita Tentang Boemi Poetra
Boemi
Poetra memiliki cita-cita kehidupan berbangsa dan memiliki dasar berbangsa. Dan
sekarang, dialah pemilik daripada bangsa. Boemi Poetra itu bahasa sansekerta,
Boemi dan Poetra. Artinya anak tanah, Wikipedia mengatakan anak tanah itu
adalah pribumi. Apa yang dimiliki oleh boemi poetra, yang dimiliki oleh boemi
poetra itu budayanya. Budaya juga berasal dari sansekerta, Wikipedia juga
mengatakan budi dan daya artinya budipekerti.
-Abangda Tengku Zainuddin-
Kutipan
yang saya tulis di awal tulisan ini adalah pendapat abangda Tengku Zainuddin
yang merupakan bagian dari cakap-cakap ringan kami di sebuah warung kopi
selepas menggelar Deklarasi Gerakan Boemi Poetra hari minggu lalu. video obrolan tentang Boemi poetra
Deklarasi
ini sendiri digelar dengan amat sederhana namun cukup khitmad menurut saya. Apalagi
ada sesi pembacaan puisi oleh Bang Tedja purnama yang membuat pendengarnya
kembali merenung apa sebenarnya makna berbangsa dan bertanah air? Apa sekedar
tinggal dan bermukin di bumi Indonesia? Lantas setelah disebut berbangsa dan
bernegara, lalu kita boleh seenak-enaknya mengeruk keuntungan tanpa memikirkan
pihak-pihak lain? Lantas siapa yang pantas disebut bumi putra?
Saya
juga sebenarnya masih awan sekali dengan isu seperti ini, namun saya harus
jujur bahwa hal ini cukup menarik untuk didiskusikan. Dari apa yang saya dengar
setelah beberapa kali berkumpul dalam diskusi boemi putra, dapat saya simpulkan
bahwa gerakan ini adalah gerakan moral yang bertujuan untuk membangkitkan
kesadaran untuk bangkit dari keterpurukan. Gerakan boemi poetra maju dengan
mengusung kebudayaan sebagai jembatan untuk menghubungkan manusia dengan segala
aspek moralnya.
Saya
jadi teringat teman-teman dan bahkan saya sendiri yang sangat mengagumi dan
menyukai budaya dari Negara lain. Di sini saya mulai paham kekuatan budaya yang
mengakar dalam diri lambat laun akan menggerakkan dan mempengaruhi orang lain
secara sadar ataupun tidak.
Pada
kesempatan yang lain Boemi Poetra memutuskan untuk menggelar sebuah forum
diskusi untuk membahas salah satu permasalah yang menjadi rahasia umum bagi
hampir seluruh masyarakat negeri ini, lahan bakau yang dialihfungsikan tanpa
izin menjadi perkebunan sawit. FGD ini bertajuk Budaya Berburu madu yang hilang.
Semoga kedepannya kegiatan seperti ini lebih sering dilakukan. Salam Boemi poetra, Salam Perubahan...
Semoga kedepannya kegiatan seperti ini lebih sering dilakukan. Salam Boemi poetra, Salam Perubahan...
Comments
Post a Comment