Ada Apa Dengan Rangga?
Tulisan ini bersifat curhatan pribadi, dan mengandung spoiler. Kalau ada yang belum nonton AADC 2 dan nggak mau spoiler, harap hati-hati saat membaca. Hehehhe....
Awalnya saya berniat memposting
tulisan ini dengan judul ‘Menghujat Rangga’, tapi nggak jadi karna setelah saya
fikir ulang, saya nggak punya hak juga untuk menghakimi Rangga seekstrim itu.
Lantas kenapa saya harus marah
pada rangga atau lebih tepatnya bertanya dengan ekspresi kesal “Ada Apa Dengan
Rangga?”
Mungkin saya bukan orang yang
menonton AADC 1 di bioskop dan merasakan euphoria cintanya Cinta dan Rangga
yang menggebu-gebu saat itu. Saya menonton AADC bertahun kemudian dan hanya
menikmati chemistry mereka lewat layar televisi di salah satu stasiun TV
swasta. Namun itu sudah cukup, cukup membuat saya kepengin punya pacar seperti
Rangga *Eaaakk….*
AADC sebenarnya punya formula
kisah cinta remaja yang biasa-biasa aja, konsep ceritanya nggak terlalu
nyeleneh tapi saya harus mengakui bahwa chemistry dan penjiwaan tiap
karekternya sangat oke. Lantas apa yang membuat AADC sedemikian membuat banyak
orang penasaran dan memastikan sekuelnya sukses bahkan sebelum dirilis?
Saya tidak punya rumusan apa-apa dan
tidak melakukan penelitian apapun untuk menjawabnya. Jawaban saya murni
pendapat subjektif, tapi saya yakin banyak juga yang setuju *narsismodeon*.
Menurut saya, yang membuat AADC layak ditunggu adalah moment pertemuan kembali
antara Rangga dan Cinta setelah 14 tahun itu.
Rangga dan Cinta memulai perasaan
mereka saat masih remaja, lalu mereka berpisah dan akhirnya bertemu kembali. Pada
proses pertemuan yang mamakan waktu hingga 14 tahun, akan banyak sekali yang
berubah. Karakter mereka yang lebih matang, orang-orang di sekitar mereka, cara
mereka bersikap dan mengambil keputusan, mereka akan berubah menjadi Cinta dan
Rangga yang lebih kompleks. Namun tetap ada karakter unik yang membuat orang
lain menyadari bahwa mereka adalah individu yang sama.
Dan itulah yang membuat saya
kecewa ketika menonton AADC 2, saya tidak melihat Rangga dan Cinta sebagai
individu yang sama. Pada awal cerita, saya dipertemukan kembali dengan sosok
Rangga yang puitis, seseorang yang sendirian dan kesepian. Lantas saya juga
dihadapkan kembali pada genk cinta, pada saat itu semua masih baik-baik saja.
Lalu pada akhirnya, Cinta dan
Rangga akhirnya kembali bertemu dan saya mulai bertanya-tanya “Dimana
gregetnya?” “Kenapa pertemuannya sedater ini?” Lantas cerita bergulir dan
pelan-pelan Rangga mulai mengecewakan saya.
Kenapa?
Karna saya kehilangan sosok
rangga yang saya kenal. Rangga tidak lagi misterius, tidak lagi kalem dan cuek.
Menurut saya, Rangga di AADC 2 menjadi sosok yang terlalu perhatian dan
menyenangkan, sedangkan Rangga yang membuat saya penasaran adalah Rangga yang
jika memberi perhatian terlihat canggung, Rangga yang punya banyak cinta tapi
selalu salah mengungkapkan rasa sayangnya dan malah terkesan sinis dan membuat
cinta jadi kesal.
Oke, over all AADC 2 sebenarnya
lumayan oke andai saja saya tidak berekspektasi terlalu tingga. Sebenarnya Nicolas Syahputra dan Dian Sastro juga bermain dengan apik. Tapi tetap saja, yang namanya sekuel, pasti penikmatnya punya gambaran sendiri tentang jalan cerita yang mungkin terjadi. Dan karena terlalu tidak rela dengan jalan cerita Cinta-Rangga di AADC 2, maka saya mencoba membuat versi saya sediri agar tidak termimpi-mimpi sangkin tidak relanya dengan karakter rangga di AADC2 *maksamodeon*. Hahahaha... (AADC versi saya)
Omong-omong, kalau ada yang udah nonton AADC 2 dan pengen sharing pengalaman dan perasaan boleh lah share di komen ya... Mana tau ada yang sependapat dengan saya, atau malah sebaliknya... hehehe....
AADC 2 versi si mbaknya mana nih? kok nggak di-share?!
ReplyDeleteUdah saya share lho mbak, AADC versi saya. Eh, tapi mbak nya udah udah nonton AADC 2 belum? Nontonnya sama siapa hayyooo???
ReplyDelete