Menikmati Pesona Belerang di Kawah Putih Tinggi Raja
Daerah wisata Sumatera Utara yang umumnya dikenal masyarakat luas tentu saja Danau Toba,
Brastagi, dan Bukit Lawang. Tapi sebenarnya masih banyak tempat menarik yang bisa dieksplorasi oleh wisatawan. Salah satunya Kawah Putih Tinggi Raja di Simalungun.
Perjalanan saya ke Tinggi Raja sebenarnya sudah lama sekali, tapi selalu lupa untuk menuliskannya. Setelah membongkar folder foto perjalanan dan menemukan dokumentasi Kawah Putih itu, saya kembali tergerak untuk menuliskan pengalaman perjalanan itu.
Awalnya
saya diajak oleh sekelompok teman, kami memulai touring pada pukul 11
malam dan berencana untuk melakukan perjalanan yang santai saja dan
tidak terburu-buru. Namun sanking santainya, beberapa kali kami tersesat
dan harus mengambil jalan memutar.
Pada kenyataanya, tidak seorangpun
dalam rombongan pernah datang ke kawah putih. Dengan kata lain, google
map menjadi satu-satunya acuan dalam kesuksesan trip kali ini.
Untunglah, setelah berjam-jam berputar-putar,
akhirnya kami.tiba di desa
dolok tinggi raja dengan selamat. Tapi tentu saja, jadwal perjalanan
yang seharusnya hanya empat jam, kami tempuh selama hampir sembilan jam.
Perlu saya ingatkan, medan yang kami lalui dalam perjalanan ini
lumayan sulit, jalan berbatu dan berlubang serta becek menyebabkan mobil
yang kami tumpangi agak kewalahan melaluinya.
Kami disambut baik, bahkan diatarkan secara langsung oleh tetua kampung
yang kami panggil opung. Jarak antara lapangan parkir dan kawah putih
tidak terlalu jauh, hanya sekitar sepuluh menit berjalan kaki. Namun
hawa panas sudah mulai terasa meskipun saat itu masih tergolong pagi.
Pertama kali menyaksikan apa yang terbentang di depan mata, saya dibuat tercengang.
Terbentang endapan belerang putih membetuk dataran yang berkilau ditimpa
cahaya matahari.
Bentuk endapan mineral itu bermacam-macam, bahkan ada
yang terlihat seperti
kelopak jamur tiram yang bertumpuk-tumpuk.
Bukan
hanya itu, disebagian lokasi yang membentuk ceruk, kita dapat mengamati
air belerang yang menggelegak. Jika kita masukkan telur ke dalamnya,
pasti dapat matang dalam sekejap.
Selesai bereksplorasi di dataran kapur belerang, kami beranjak ke lokasi
ke dua. Sebuah sungai yang mengandung unsur belerang juga.
Dan sensasi yang diperoleh, lumayan luar biasa juga. Karena saya harus
mengesot untuk sampai di sungai belerang yang dimaksud. Airnya hangat
dan pemandangannya hebat. Di dinding tebing tempat air mengalir,
terbentuk endapan belerag berwarna hijau. Sekilas saya berfikir bahwa
endapan itu licin karna seperti lumut, tapi saat menjejakkan kaki di
atasnya, yang saya rasakan adalah kebalikannya.
yang tidak biasa. Perpaduan pemandangan indah,
endapan belerang,
desa yang ramah dan tradisi yang masih kokoh terjaga.
_______________
_______________
Nb : Semua foto di artikel ini dijepret sama kak Rancid dan Bg Ridho Golap.
Saya cuuma pinjem karya mereka untuk dokumentasi aja :)
Comments
Post a Comment